Banner 468 x 60px

 

Monday, July 8, 2019

Penyakit kanker otak

0 comments
* Penyakit Kanker Otak *



Kanker otak adalah kondisi di mana tumbuhnya tumor ganas di otak. Penyakit ini dibagi menjadi dua tipe :

a. Tipe kanker otak primer (terhitung terjadi sebanyak 75 persen dari seluruh kasus tumor otak) yang penyebabnya datang dari otak, dan kanker otak sekunder (25 persen dari seluruh kasus kanker otak) yang muncul dari bagian tubuh lain dan menyebar sampai ke otak. Sekitar 40 persen kanker otak diawali dari penyangga neuron yaitu sel tumor Glial. Sel U glial termasuk juga tumor astrocytes, tumor glia primer, oligodendrocytes glioma, meningioma ventricular, dan medulloblastoma. Kanker otak primer bisa menyerang siapa saja tapi lebih sering untuk anak usia di bawah 15 tahun dan orang-orang usia paruh baya.

b. Tipe kanker otak sekunder biasanya disebabkan oleh penyebaran dari kanker lain, seperti kanker payudara, paru-paru, ginjal, usus besar, dan melanoma pada kulit. Kanker otak  adalah kondisi yang tidak dapat dihindari tapi sebagian besar dapat ditangani jika terdeteksi sejak awal. Kanker otak sekunder lebih sering terjadi pada orang dewasa.

Tumor otak terjadi karena pertumbuhan sel-sel abnormal yang tertumpuk di otak. Tumor otak bisa bersifat non-kanker (jinak) dan bersifat kanker (ganas). Pilihan pengobatan tumor otak tergantung pada jenis tumor otak yang dimiliki penderita, serta ukuran dan lokasinya. Kanker otak disebabkan oleh penyebaran sel kanker dari organ tubuh ke otak. Namun, penyebab untuk perubahan dari sel normal ke sel-sel kanker pada tumor otak baik metastasis dan primer tidak sepenuhnya dipahami.

Data yang dikumpulkan oleh para ilmuwan penelitian menunjukkan bahwa orang dengan faktor risiko tertentu lebih mungkin untuk mengembangkan kanker otak. Seseorang yang berisiko terkena kanker otak adalah individu yang memiliki pekerjaan di sebuah kilang minyak, penangan bahan bakar jet atau bahan kimia seperti benzena, ahli kimia, pembalsem, atau pekerja karet industri. Risiko kanker otak lebih tinggi dibanding masyarakat biasa. Riwayat keluarga dengan kanker otak sebagai penyebab tumor otak belum terbukti. Namun faktor risiko lain seperti merokok, paparan radiasi, dan infeksi virus (HIV), memicu terjadinya kanker otak.

A. Jenis Kanker Otak

Meskipun terdapat jenis yang sangat banyak, beberapa jenis tumor otak lebih sering terjadi dibandingkan jenis tumor otak lainnya, hal tersebut di antaranya:

1. Tumor otak glioma

Jenis tumor otak ini paling sering terjadi dan memiliki empat level keganasan (grade). Sel glia terdapat pada berbagai bagian otak, itulah sebabnya glioma memiliki beberapa sub-tipe utama, yaitu :

- Astrositoma
Merupakan jenis tumor otak memiliki tingkat keparahan yang bervariasi. Paling sering ditemukan pada anak-anak dengan keganasan rendah, namun jika terjadi pada orang dewasa dan lansia memiliki keganasan yang lebih tinggi. Astrositoma pada grade IV atau  dengan keganasan paling tinggi dikenal juga dengan nama glioblastoma.

- Oligodendroglioma
Tumor otak yang biasanya terjadi pada otak besar sisi depan dan pinggir, yang mengganggu pembentukan selaput myelin yang berfungsi dalam menghantarkan impuls pada sel saraf. Sebagian besar ditemukan pada usia dewasa, namun anak-anak juga dapat mengalaminya. Memiliki asosiasi dengan kelainan kromosom.

- Ependymoma
Dapat berasal dari bagian otak yang mengandung cairan otak di beberapa bagian dari tulang belakang. Ditemukan pada usia remaja dan anak-anak dengan tingkat keganasan yang bervariasi namun dapat berubah. Ependymoma dapat menyebar ke bagian sistem saraf pusat lainnya melalui sirkulasi cairan otak. Pengangkatan segera diperlukan untuk menghindari pembesaran kepala akibat berisi cairan (hidrosefalus).

- Glioma batang otak
Hampir sebagian besar kasus terjadi pada anak-anak usia di bawah 10 tahun, namun ada kemungkinan dapat terjadi pada orang dewasa. Tumor ini menyerang bagian bawah otak dan dapat terjadi dengan tingkat keganasan rendah hingga tinggi.

- Glioma saraf optik
Sebagian besar ditemukan pada bayi namun bisa juga dialami orang dewasa. DItandai dengan pertumbuhan tumor di sekitar saraf yang menghubungkan mata dengan otak. Jika tidak ditangani maka dapat menyebabkan kebutaan progresif.

- Glioma campuran
Jenis glioma yang tidak spesifik di mana asalnya  dan merupakan campuran dari beberapa jenis glioma dengan tingkat keganasan yang cenderung tinggi.

* Gejala tumor otak glioma
Gejala yang ditimbulkan oleh tumor otak glioma di antaranya kejang, sakit kepala, perubahan perilaku, perubahan kemampuan kognitif dan/atau mengalami kesulitan berjalan atau kelumpuhan.

2. Meningioma
Meningioma adalah jenis tumor otak yang lebih sering terjadi pada orang dewasa dan jenis kelamin perempuan. Tumor ini menyerang jaringan selaput otak pada otak kecil dan otak besar dengan tingkat keganasan namun dapat meningkat. Jika sudah berkembang menjadi ganas pada grade ke-III maka dapat menyebar dengan cepat dan akan lebih sulit dihilangkan tanpa terapi dan pembedahan.

* Gejala tumor otak meningioma
Meningioma dapat menimbulkan gejala muntah-muntah, kejang, gangguan penglihatan dan gangguan perilaku, serta penyebaran tumor dapat terjadi hingga ke wajah dan tulang belakang.

3. Adenoma pituitari

Adenoma pituitari adalah tumor yang tumbuh pada permukan kelenjar pitutari, suatu kelenjar yang berperan dalam mengatur aktivitas kelenjar tiroid dan hormon seks. Jenis tumor ini biasanya ditemukan pada orang dewasa, dan memiliki tingkat keganasan yang rendah.

* Gejala adenoma pituitari
Gejala yang ditimbulkan bergantung dengan aktivitas tumor yang dapat meningkatkan sekresi hormone pitutari atau menghentikan sekresi. Penderita tumor biasanya mengalami sakit kepala dan gangguan pengelihatan yang diakibatkan tekanan dari tumor, mual dan muntah-muntah, perubahan kognitif, berhenti menstruasi, timbul rambut abnormal pada perempuan, keluar cairan dari payudara, impotensi pada pria, serta kenaikan berat badan dan pertumbuhan tangan dan kaki yang tidak wajar.

4. Tumor neuroma

Dikenal juga dengan schwannoma yang termasuk neuroma pada sel penghubung seperti tulang belakang ataupun pada indera (neuroma akustik). Tumor dapat berasal dari pelindung serat saraf, baik di dalam tengkorak maupun pada tulang belakang. Meskipun pertumbuhan lambat dan cenderung tidak menyebar, jenis tumor ini dapat tumbuh kembali tanpa tindakan pembedahan.

* Gejala tumor neuroma
Tumor ini menyebabkan gangguan saraf yang terkena tumor, sehingga penderita mengalami gangguan fungsi indera atau gangguan keseimbangan.

5. Limfoma sistem saraf pusat

Tumor yang terjadi sistem limfatik yang terdiri dari nodus limfa. Limfa berperan untuk menghasilkan cairan limfosit sebagai pertahanan terhadap penyakit dan infeksi. Jenis tumor ini sangat ganas, adanya jenis tumor merupakan pertanda pertumbuhan tumor lainnya pada otak. Biasanya terjadi pada lansia dan lebih banyak dialami oleh pria.

* Gejala limfoma saraf pusat
Gejala yang ditimbulkan seperti kelumpuhan, gangguan pengelihatan, kejang, dan gangguan perilaku.

6. Craniopharyngioma

Terjadi pada area otak yang berdekatan dengan mata atau sekitar bagian bawah otak yang berdekatan dengan kelenjar pitutari. Biasa terjadi pada anak-anak dan lansia dan ditemukan dengan keganasan rendah.

* Gejala craniopharyngioma
Gejala yang ditimbulkan seperti gangguan penglihatan, sakit kepala dan gangguan pertumbuhan pada anak.

7. Tumor kelenjar pineal

Lebih banyak dialami oleh anak-anak dan remaja. Jenis tumor ini bermula pada kelenjar pineal yang berdekatan dengan pusat otak dengan tingkat keganasan yang bervariasi. Tumor yang ganas berpotensi menyebar ke tulang belakang dan mengganggu sekresi hormone melatonin yang mengatur siklus terjaga dan tertidur.

* Gejala tumor kelenjar pineal
Gejala utamanya yaitu kelelahan, sakit kepala, lemas, kesulitan mengingat, dan berpotensi menyebabkan hidrosefalus.

8. Tumor otak metastasis

Dialami oleh lansia yang mengalami kanker. Tumor tersebut berasal dari kanker primer yang berasal dari bagian tubuh lainnya, terutama paru, payudara, kolon, ginjal, ataupun kulit. Sebagian besar penyebaran dapat menyerang otak besar namun juga berpotensi menyerang otak kecil dan batang otak.

* Gejala tumor otak metastasis
Keluhan seperti sakit kepala, kejang dan penurunan koordinasi dapat dialami oleh penderitanya.

B. Stadium Kanker Otak

Menentukan stadium  kanker di otak, caranya cukup jauh berbeda dari penentuan stadium kanker lain di dalam tubuh. Kanker di paru-paru, usus besar, dan payudara dipetakan berdasarkan lokasi di dalam tubuh, ukuran, keterlibatan kelenjar getah bening, dan kemungkinan penyebaran. Sedangkan tumor ganas di otak dinilai berdasarkan seberapa agresif (ganas) sel-sel tumor muncul di bawah mikroskop. Tingkat dan kemampuan berkembang tumor juga akan membantu dokter atau ahli membuat keputusan pengobatan.

Pembedahan tergantung pada kondisi tumor seperti dimana lokasinya, seberapa besar atau kecil ukurannya, seberapa luas penyebaran sel kanker dan pastinya melihat kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan. Pertumbuhan dan gejala kanker otak bervariasi, tergantung stadium perkembangan kankernya. Sel-sel dalam tumor yang tumbuh cepat dan agresif biasanya jika dilihat di pada mikroskop terlihat abnormal. The National Cancer Institute (NCI) menggunakan sistem stadium penilaian untuk mengklasifikasikan tumor ganas. Berikut stadiumnya :

* Stadium 1
Jaringan kanker di otak masih jinak. Sel-sel terlihat hampir seperti sel-sel otak normal, dan pertumbuhan selnya cenderung lambat.

* Stadium 2
Jaringan kanker sudah mulai ganas. Sel-sel kanker mulai terlihat tidak normal, tidak seperti sel kanker stadium 1.

* Stadium 3
Jaringan kanker yang ganas memiliki sel yang terlihat sangat berbeda dari sel normal. Sel-sel abnormal ini disebut sebagai anaplasik dan mulai tumbuh secara aktif di stadium ini.

* Stadium 4
Jaringan kanker ganas mulai menunjukkan sel-sel abnormal yang jelas dan tumbuh agresif atau sangat cepat.

Untuk menentukan pertumbuhan dan perkembangan tumor di otak, dokter fokus pada karakteristik tumor dan efeknya pada fungsi otak. Faktor utama yang digunakan untuk menilai tumor otak meliputi :

- Ukuran dan lokasi tumor atau kanker di otak
- Jenis  atau jaringan atau sel  apa yang memengaruhi otak
- Resectability (kemungkinan dari seberapa besar tumor dapat dihilangkan lewat operasi kanker)
- Seberapa menyebar nya sel kanker di otak atau sumsum tulang belakang
- Kemungkinan kanker telah menyebar ke bagian luar otak atau tidak

Dokter nantinya juga akan mempertimbangkan usia pasien serta gejala-gejala kanker di otak. Pasien juga akan dilihat, seberapa besar fungsi-fungsi dasar, seperti ucapan, pendengaran atau gerakan terganggu atau berubah akibat sel kanker pada otak.

C. Gejala Kanker Otak

Pada banyak orang gejala kanker otak mungkin diabaikan karena gejala tidak berlangsung lama atau temporer saja. Gejala kanker otak bisa tumbuh dan berjalan lama, namun di beberapa kasus kadang-kadang, gejala-gejala ini juga bisa muncul lebih cepat. Dalam beberapa kasus, orang mungkin mengira gejala kanker otak yang dialami adalah kondisi stroke, padahal bukan.

Pada beberapa pasien, gejalanya mungkin lebih jelas, terutama jika kanker terletak di lobus otak tertentu, yang biasanya bertanggung jawab untuk fungsi tubuh. Gejala tergantung pada lokasi tumor, tetapi juga bisa mengakibatkan perubahan kebiasaan Anda sehari-hari. Berikut merupakan gejala kanker otak :

- Sakit kepala berkepanjangan adalah gejala umum kanker otak karena tumor tumbuh menekan tengkorak. Sakit kepala biasanya terjadi di pagi hari setelah bangun dan semakin sakit ketika batuk dan bersin. Sakit kepala bisa terasa ringan atau bahkan terasa berat


- Kelemahan otot yang sering terjadi di salah satu sisi tubuh
- Parestesi, tubuh seperti merasa seperti ditusuk jarum dan kesemutan
- Tubuh sulit untuk seimbang dan koordinasi pada gerakan tubuh berantakan
- Kesulitan berjalan, lengan dan kaki kadang juga menjadi lemah


- Kejang
- Perubahan status mental. Ini bisa berupa perubahan konsentrasi, ingatan, perhatian, bahkan kebingungan tanpa sebab
- Merasakan mual dan muntah terutama di pagi hari dengan yang bisa disebabkan oleh vertigo
- Kelainan dalam penglihatan (misalnya, penglihatan ganda, penglihatan kabur, hilangnya penglihatan tepi)


- Kesulitan berbicara ( yang diakibatkan oleh gangguan suara)
- Perubahan bertahap dalam kapasitas intelektual atau emosional. Misalnya, sulit atau mengalami ketidakmampuan untuk berbicara yang diikuti dengan tidak paham dengan apa yang lawan bicaranya katakan.

D. Penyebab Kanker Otak


Tumor otak primer dimulai ketika sel normal di otak bermutasi. Hal ini memungkinkan sel-sel tumbuh secara cepat dan tidak terkendali sehingga mengakibatkan sel-sel sehat mati dan sel abnormal membentuk tumor. Tumor otak sekunder diakibatkan oleh sel kanker yang menyebar ke otak. Berikut beberapa jenis tumor primer :

- Tumor terdapat di otak atau sumsum tulang belakang seperti : astrositoma, ependimoma, glioblastoma, oligoastrositoma, dan oligodendriglioma.
- Meningioma adalah tumor yang timbul dari membran yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang.
- Neuroma akustik. Tumor jinak yang berkembang pada saraf yang mengontrol keseimbangan dan pendengaran yang mengarah dari telinga bagian dalam ke otak.
- Adenoma hipofisis. Tumor jinak yang berkembang di kelenjar pituitari di dasar otak. Tumor ini dapat memengaruhi hormon hipofisis yang berada di seluruh tubuh.
- Tumor otak paling umum pada anak-anak. Terjadi di bagian belakang bawah otak dan cenderung menyebar melalui cairan tulang belakang.

E. Faktor resiko yang bisa terkena Kanker Otak

Jika Anda merasakan beberapa gejala kanker otak seperti yang disebutkan di atas, segera buat jadwal konsultasi dan pemeriksaaan dokter sesegera mungkin. Faktor berikut telah diusulkan sebagai faktor risiko tumor otak primer, namun apakah faktor ini benar-benar meningkatkan risiko tumor otak seseorang tidak diketahui secara pasti di antaranya :

- Usia senja
- Paparan radiasi di daerah kepala
- Resiko keturunan (Genetik)
- Infeksi HIV
- Merokok
- Racun lingkungan (misalnya, bahan kimia yang digunakan di kilang minyak, bahan kimia pembalseman, bahan kimia industri karet)

F. Cara diagnosis Kanker Otak

Jika gejala pasien mengarah ke tumor otak, dokter akan merekomendasikan sejumlah pemeriksaan, yaitu :

- Pemeriksaan    neurologis.   Pemeriksaan neurologis dilakukan untuk menguji pendengaran, keseimbangan, koordinasi, kekuatan dan refleks. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan terdapat beberapa bagian yang terganggu, hal ini merupakan gejala yang disebabkan oleh tumor otak.

- Tes pencitraan. Magnetic resonance imaging (MRI) umumnya digunakan untuk membantu mendiagnosis tumor otak. Terkadang tes lain direkomendasikan, seperti tomografi terkomputerisasi (CT) dan positron emission tomography (PET) dapat digunakan untuk mendiagnosis tumor otak.


- Cara paling baik untuk mendiagnosis kanker otak dengan cara mengambil sampel dengan jarum. Jarum digunakan untuk menjangkau daerah yang sensitif di otak lalu sampel tersebut diuji untuk menentukan apakah itu tumor atau kanker.

G. Metode pengobatan Kanker Otak

Tindakan berikut dapat digunakan untuk menangani kanker otak termasuk operasi pengangkatan tumor, terapi radiasi, atau kemoterapi.

1. Operasi pengangkatan kanker di otak

Operasi mengangkat tumor ganas di otak ini dilakukan dengan cara mencoba mengangkat semua sel tumor dengan memotong tumor. Dokter akan meninggalkan jaringan otak normal. Pembedahan ini melibatkan pembukaan tengkorak (kraniotomi), yang sering disebut operasi invasif. Beberapa kanker yang menyerang otak tidak semuanya dapat dioperasi oleh ahli bedah, karena dalam beberapa kasus operasi justru bisa menyebabkan otak bertambah rusak bahkan mengancam nyawa.

Pasien dengan diagnosis tumor otak yang tidak dapat dioperasi, biasanya akan diberikan berbagai saran atau pilihan pengobatan sebagai alternatifnya. Jika pasien hendak dioperasi, dokter akan mempertimbangkan tipe dan posisi tumor yang akan menentukan apakah operasi pengangkatan tumor dapat berhasil atau tidak. Selain itu, pembedahan juga dapat memberikan diagnosa kanker dan mengurangi tekanan pada otak.


2. Kemoterapi

Kemoterapi adalah tindakan yang umum dilakukan dalam penanganan kanker otak, tapi tidak untuk jenis tumor otak primer. Dokter juga akan memberikan obat anti kejang seperti phenytoin yang sering digunakan sebelum dan sesudah operasi. Untuk pembengkakan otak, dokter akan menyarankan penggunaan obat steroid (dexamethasone). Cara kerja kemoterapi adalah dengan menghancurkan sel-sel tumor di dalam tubuh menggunakan bahan kimia (obat-obatan) tertentu.

Obat kemoterapi akan mematikan sel-sel yang tumbuh dan membelah dengan kecepatan yang abnormal, termasuk sel kanker. Tidak seperti operasi atau terapi radiasi, kemoterapi tidak menargetkan pada suatu area secara spesifik, sehingga dapat berefek pada seluruh tubuh. Karena itulah hasilnya juga akan efektif pada sel kanker yang telah menyebar (bermetastasis) pada bagian tubuh lain. Sayangnya, kemoterapi adalah perawatan yang juga akan mempengaruhi sel-sel tubuh yang sehat secara cepat seperti sel kulit, rambut, usus, dan sel sumsum.

3. Radiasi atau radioterapi

Radioterapi adalah cara pengobatan yang mengandalkan radiasi dengan menggunakan gelombang energi tinggi seperti, sinar x, gama, proton, dan elektron untuk membunuh sel kanker. Walaupun radioterapi paling sering digunakan untuk mengobati pasien kanker, tetapi terkadang terapi ini juga dipakai untuk mengobati pasien non-kanker, seperti tumor dan gangguan pada kelenjar tiroid.

Radioterapi bekerja dengan cara merusak DNA yang mengatur pembelahan diri sel kanker, sehingga sel tidak lagi bisa berkembang dan bahkan mati. Pengobatan ini juga bisa memengaruhi perkembangan sel-sel normal, tetapi efek samping yang ditimbulkan akan hilang jika sudah tidak melakukan terapi.  Tidak seperti kemoterapi yang mempengaruhi seluruh bagian tubuh karena menggunakan aliran darah sebagai perantaranya, radioterapi adalah pengobatan lokal yang bertujuan untuk menurunkan jumlah sel kanker tanpa harus merusak sel-sel serta jaringan yang ada di sekitar sel kanker.

Tetapi radioterapi tidak selalu langsung berhasil membunuh sel kanker atau sel normal yang sedang tumbuh. Untuk membuatnya mati dan tidak tumbuh kembali, maka dibutuhkan waktu beberapa hari atau bahkan minggu. Jaringan normal yang sering kali terkena dampak radiasi adalah jaringan tubuh yang melakukan pembelahan secara terus-menerus, seperti kulit, beberapa jaringan dalam sistem pencernaan, serta sumsum tulang. Oleh karena itu, efek samping akan timbul beberapa waktu setelah melakukan radioterapi seperti lelah dan kulit bermasalah seperti gatal atau iritasi akan muncul sehabis melakukan terapi.

H. Cara mencegah Kanker Otak

Berikut ini adalah jenis-jenis makanan dan minuman yang rentan memicu kanker otak dirangkum dari Oddity Central :

1. Hindari makanan yang berjamur
Aflatoksin merupakan metabolit dari beberapa jenis jamur, salah satunya Aspergillus flavus. Jamur ini dapat menjadi parasit pada kacang, pohon kacang, dan biji-bijian. Pada penelitian yang dilakukan oleh May Beth Terry dari Columbia University Mailman School of Public Health, konsumsi biji-bijian akan meningkatkan risiko tumor otak tipe glioma. Penelitian yang dilakukan di laboratorium ini membuktikan aflatoksin dapat menyebabkan kanker hati pada tikus, hewan primata, dan ikan.

2. Hindari Alkohol
Konsumsi alkohol berhubungan dengan timbulnya beberapa jenis kanker, seperti kanker mulut, kanker laring, kanker faring, kanker esofagus, kanker payudara, kanker hati, termasuk kanker otak. Risiko kanker akan meningkat apabila dosis alkohol yang dikonsumsi semakin banyak, apalagi disertai konsumsi tembakau.

3. Hindadi daging dan telur yang terkontaminasi limbah
Dioksin berhubungan dengan adanya kanker hati, kanker tiroid, kanker saluran cerna atas, kanker kulit, kanker paru, kanker otak dan limfoma non-Hodgkin’s. Dioksin sebenarnya didapatkan dari sumber makanan yang terkontaminasi oleh limbah medis, limbah kota, peleburan logam, dan manufaktur kimia. Zat ini larut dalam lemak, sehingga bisa ditemukan pada makanan yang mengandung lemak seperti daging dan produk peternakan lainnya seperti telur. Pada sebuah penelitian yang dilakukan oleh Terry, konsumsi telur akan meningkatkan risiko terkena kanker otak tipe glioma. Sedangkan pada penelitian Saneei menyatakan konsumsi daging akan meningkatkan risiko tumor otak tipe glioma.

4. Hindari ikan asin dan sayuran terlalu asin
Ikan asin mengandung N-nitrosodimethylamine dan komponen N-nitroso. Profesor Jiankun Hu dari University of New South Wales menyebutkan dalam studinya, konsumsi sayuran asin akan meningkatkan risiko kanker otak tipe glioma dan meningioma.

5. Hindari makanan yang tercemar udara
Biasanya makanan terkontaminasi oleh udara yang tercemar, seperti pada asap rokok, asap kebakaran, dan produksi asap pada industri akan lebih berisiko menyebabkan kanker otak.

6. Hindari minum air kran
Infrastruktur air keran yang mengalir ke rumah, misalnya pipa, mungkin saja sudah menua, sehingga berpotensi berkarat dan kotor. Selain itu, air keran sangat mungkin mengandung bahan kimia beracun yang digunakan untuk membersihkan kontaminan biologis berbahaya. Selain klorin, ada juga dibutil ftalat (DBP) yang 1.000 kali lebih beracun daripada klorin.

7. Hindari minuman energi
Minuman berenergi mungkin membuat Anda merasa bugar selama beberapa jam, tetapi minuman ini akan menimbulkan kerusakan di dalam tubuh Anda. Terbuat dari gula, kafein, dan pewarna buatan, minuman energi dapat meningkatkan tekanan darah dan gula darah Anda secara bersamaan. Salah satu penyebab orang meninggal setelah terlalu banyak minum minuman energi, terutama diakibatkan oleh masalah jantung dan kejang. Apa pun yang melemahkan sistem di dalam tubuh Anda, dapat memicu munculnya kanker. Ditambah lagi ada gula di sana, yang merupakan sumber makanan favorit kanker.

0 comments:

Post a Comment