Kanker payudara telah menjadi salah satu penyebab utama dari tingginya angka kematian pada kaum wanita. Pada tahun 2015 saja, data dari World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa telah ada 507 ribu wanita yang meninggal dunia akibat kanker payudara. Memang menakutkan, tapi sebenarnya jika ciri-ciri kanker payudara stadium awal bisa dideteksi, bukan tidak mungkin penyakit ini dapat disembuhkan. Oleh sebab itu, penting bagi Anda untuk mengetahui ciri awal kanker payudara sedini mungkin.
A. Jenis Kanker Payudara
Kanker payudara yang paling umum terjadi, terbagi dalam beberapa jenis :
- Ductal carcinoma in situ.
Kanker ini tumbuh di duktus, dan tidak menyebar ke jaringan sekitarnya. Jenis kanker ini termasuk kanker stadium awal dan mudah diobati. Namun demikian, kanker ini bisa menyebar ke jaringan sekitarnya jika tidak segera ditangani.
- Lobular carcinoma in situ.
Adalah kanker yang tumbuh di lobulus. Sama seperti ductal carcinoma in situ, kanker ini tidak menyebar ke jaringan sekitarnya.
- Invasive ductal carcinoma.
Kanker ini tumbuh di duktus dan bisa menyebar ke jaringan sekitarnya, bahkan bisa menyebar ke area tubuh yang lain. Jenis kanker ini terjadi pada 70-80% kasus kanker payudara.
- Invasive lobular carcinoma.
Adalah kanker yang tumbuh di lobulus dan bisa menyebar ke jaringan sekitarnya. Kanker ini terjadi pada 10% kasus kanker payudara.
Sedangkan jenis kanker payudara yang jarang terjadi adalah :
- Angiosarcoma.
Adalah jenis kanker yang tumbuh di pembuluh darah dan saluran getah bening di payudara.
- Penyakit Paget.
Penyakit Paget merupakan kanker yang tumbuh di puting payudara, lalu meluas ke area hitam di sekitar puting (areola).
- Tumor phyllodes.
Jenis kanker yang jarang ini tumbuh di jaringan ikat payudara yang disebut stroma.
- Inflammatory breast cancer.
Adalah jenis kanker payudara yang jarang, namun berkembang cepat dan menyumbat saluran getah bening, sehingga membuat payudara tampak meradang seperti infeksi.
- Triple negative breast cancer.
Adalah jenis kanker yang menunjukkan hasil negatif pada pemeriksaan keberadaan reseptor hormon estrogen (ER), reseptor hormon progesterone (PR), dan reseptor protein HER-2 pada jaringan kanker, yang biasanya positif pada kanker payudara.
B. Stadium Kanker Payudara
Tahap atau stadium digunakan untuk menjelaskan tingkat penyebaran kanker. Semakin tinggi stadium kanker, maka semakin luas penyebarannya. Berikut ini adalah stadium kanker payudara berdasarkan penyebarannya :
* Stadium 1
Kanker payudara stadium= satu masih masuk kanker payudara stadium awal. Ciri-ciri kanker payudara pada tahap ini adalah sel kanker sudah mulai berkembang dan membesar pada bagian payudara yang menjadi tempat tumbuhnya. Namun, sel kankernya belum menyebar dan ukurannya tidak lebih dari 5 cm.
* Stadium 2
Pada tahapan ini, sel kanker dapat berkembang dan tumbuh dengan beberapa cara. Pada kanker payudara stadium IIA, ukuran massa kanker kurang dari 2 cm tapi telah menyebar hingga ke kelenjar limfa yang ada di ketiak. Sementara pada kanker payudara stadium IIB, massa kanker telah lebih dari 5 cm namun sel kanker belum menyebar ke kelenjar yang ada di bawah ketiak.
* Stadium 3
Jika seseorang sudah memasuki tahap ini, sudah pasti sel kankernya mampu untuk menyebar. Stadium IIIA adalah kondisi di mana sel kanker telah menyebar ke bagian jaringan tubuh lain. Sedangkan stadium IIIB pertumbuhan sel kanker sudah sampai ke permukaan kulit dan kelenjar getah bening yang ada di dalam payudara.
* Stadium 4
Ciri-ciri kanker payudara stadium empat adalah perkembangannya semakin cepat dan kian melebar ke bagian organ lain.
1. Muncul benjolan pada payudara : Benjolan dengan tekstur yang keras dengan batas yang tidak jelas dan permukaannya yang tidak rata. Benjolan juga terus menetap 8 hingga 10 hari usai menstruasi. Bila benjolan dekat dengan puting susu, akan terlihat bahwa puting susu tertarik ke dalam dan agak susah digerakkan (lengket).
2. Perubahan ukuran, bentuk, atau tampilan dari payudara.
3. Perubahan bentuk pada puting payudara.
4. Rasa sakit pada payudara yang tak kunjung hilang, bahkan ketika Anda sudah masuk ke masa haid bulan berikutnya. Meski begitu, beberapa wanita juga ada yang tidak mengalami rasa sakit atau nyeri di payudaranya.
5. Puting mengeluarkan cairan bening, berwarna cokelat, atau kuning.
6. Puting tiba-tiba memerah dan bengkak tanpa diketahui penyebabnya.
7. Bengkak di sekitar ketiak yang disebabkan karena pembesaran kelenjar getah bening di daerah tersebut.
8. Pembuluh vena terlihat pada payudara, akibatnya urat-urat di bagian payudara terlihat dengan jelas.
9. Pada stadium lanjut mulai tampak adanya kelainan pada kulit payudara (seperti kulit jeruk atau kulit menjadi kemerahan), terkadang kulit juga jadi mencekung seperti lesung pipi karena tertarik oleh benjolan.
Apabila Anda mengalami atau mencurigai salah satu gejala dan ciri-ciri kanker payudara stadium awal seperti yang telah disebutkan di atas, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Ini dilakukan supaya Anda mendapatkan penanganan yang tepat sesuai dengan kondisi Anda. Dengan tanggap terhadap ciri-ciri kanker payudara stadium awal, maka peluang Anda untuk sembuh dari penyakit ini juga semakin besar.
D. Penyebab Kanker Payudara
Sebenarnya sampai saat ini para peneliti masih belum dapat mengetahui secara pasti apa penyebab kanker payudara. Layaknya kanker lainnya, kanker payudara adalah suatu kondisi ketika sel tertentu bertumbuh abnormal dan tidak dapat dikontrol. Lama kelamaan, sel kanker ini akan menyerang jaringan payudara sehat terdekat dan akhirnya menyebar ke seluruh tubuh. Lebih lanjut, peneliti telah berhasil menemukan beberapa gen yang jika dimutasi, akan berpotensi terhadap perkembangan kanker payudara. Gen mutasi ini adalah gen kanker 1 (BRCA1) dan gen kanker 2 (BRCA2). Kedua gen ini ditemukan pada kurang lebih 10 persen populasi pasien dengan kanker payudara. Meski begitu, bahkan dengan adanya gen mutasi, para ahli masih belum dapat menetapkan penyebab interaksi biokimia tambahan yang dibutuhkan dalam perkembangan sel kanker payudara.
E. Faktor resiko yang bisa terkena Kanker Payudara
Selain mutasi gen, para peneliti juga sepakat bahwa riwayat medis atau gaya hidup seseorang dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Beberapa faktor risiko yang mungkin menjadi penyebab kanker payudara adalah :
- Jenis kelamin
Wanita 100 kali lebih sering didiagnosis kanker payudara dibanding pria. Ini karena pengaruh hormon seks wanita, khususnya estrogen dan progestron. Pada beberapa kasus kanker payudara, kedua hormon ini bertindak sebagai pemicu pertumbuhan dan pembelahan sel. Risko kanker ini umumnya akan meningkat akibat sel-sel payudara yang kerap terkena paparan kedua hormon ini selama siklus menstruasi. Selain itu, wanita yang mengalami menstruasi dini (sebelum 12 tahun), menopause setelah 55 tahun, serta memiliki payudara besar juga berisiko tinggi terhadap penyakit kanker payudara.
- Usia
Menurut kajian American Cancer Society, lebih dari dua pertiga kasus kanker payudara ditemukan pada wanita berusia 55 tahun dan lebih. Hanya seperdelapan populasi wanita yang ditemukan memiliki kanker payudara di usia kurang dari 45 tahun.
- Riwayat medis keluarga
Faktor risiko lain yang berpotensi jadi penyebab kanker payudara adalah riwayat medis keluarga. Wanita berisiko lebih tingi terkena kanker payudara jika mereka memiliki hubungan darah langsung dengan orang yang terdiagnosis kanker payudara, misalnya ibu, kakak, atau anak.
- Genetik
Menurut Memorial Sloan Kettering Cancer Center, mutasi genetik BRCA1 dan BRCA, sejauh ini adalah penyebab kanker payudara turunan yang paling umum. Mutasi BRCA1 umumnya hanya akan memengaruhi risiko kanker payudara pada wanita, tapi mutasi BRCA2 memiliki andil sebagai faktor risiko kanker payudara baik pada wanita maupun pria. Gen lainnya yang memiliki peran dalam kanker payudara turunan adalah ATM, p53, CHEK2, PTEN, dan CDH1.
- Etnis tertentu
Salah satu faktor penyebab kanker payudara lainnya adalah etnis. Wanita berkebangsaan Eropa dinilai lebih rentan dengan kanker payudara. Meski begitu, wanita Afrika-Amerika memiliki peluang kelangsungan hidup yang sangat kecil untuk bertahan dari penyakit ini. Kanker payudara juga menjadi penyebab kematian utama pada wanita Hispanik. Di Indonesia, kanker payudara menduduki peringkat pertama penyebab kematian pada wanita, mengalahkan sejumlah jenis kanker lainnya. Angka kematian akibat kanker payudara pada wanita mencapai 21,4 persen berdasarkan data profil mortalitas Kanker (Cancer Mortality Profile) yang dirilis oleh WHO tahun 2014.
- Faktor gaya hidup
Selain berbagai faktor penyebab kanker payudara yang sudah disebutkan di atas, beberapa kebiasaan gaya hidup juga secara tidak langsung ikut menjadi penyebab kanker payudara. Menurut American Cancer Society, gaya hidup yang dapat meningkatkan risiko kanker payudara termasuk :
1. Obesitas atau kelebihan berat badan
2. Konsumsi alkohol yang berlebihan
3. Tidak memiliki anak
4. Memiliki anak pertama setelah berusia 35 tahun
5. Mengonsumsi pil KB
6. Menggunakan terapi pengganti hormon
F. Cara diagnosis Kanker Payudara
Untuk mengetahui ciri awal kanker payudara, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan, seperti :
- Periksa payudara sendiri
Langkah paling mudah untuk mengetahui ciri awal kanker payudara, Anda dapat melakukan SADARI, atau pemeriksaan payudara sendiri. Pemeriksaan payudara sendiri adalah teknik pengecekan bagi wanita yang dapat dilakukan di rumah untuk memeriksa benjolan pada payudara. Pemeriksaan SADARI yang dilakukan secara rutin akan membantu mengenali tekstur jaringan payudara normal, sehingga jika nanti Anda merasakan ada sesuatu yang tidak biasa pada payudara, Anda dapat menyadarinya dan bisa segera memeriksakannya ke dokter. Cobalah biasakan untuk memeriksa payudara sendiri setiap bulan. Dengan cara ini, Anda akan dapat dengan mudah mendeteksi ciri-ciri benjolan kanker payudara.
Waktu terbaik untuk memeriksa payudara adalah beberapa hari setelah siklus menstruasi selesai. Karena perubahan hormon dapat mempengaruhi bentuk dan perasaan Anda terhadap payudara, pemeriksaan paling baik adalah ketika payudara Anda berada pada status yang normal. Bagi wanita yang sudah tidak mengalami siklus menstruasi lagi sebaiknya memilih hari yang sama untuk melakukan tes, misalnya hari pertama setiap bulan. Sangat direkomendasikan untuk menulis jurnal atau catatan tentang bagaimana bentuk payudara Anda pada setiap pengecekan, untuk menemukan jika terjadi perubahan.
- Mammografi
Selain melakukan SADARI, Anda dapat melakukan pemeriksaan mammografi secara rutin juga penting guna mengetahui ciri awal kanker payudara. Mammografi adalah teknik pemindaian gambar menggunakan sinar rontgen dosis rendah untuk mendeteksi dan mendiagnosis kanker payudara. Mammogram umum dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan klinis rutin dan pemeriksaan payudara mandiri bulanan sebagai langkah penting dalam diagnosis dini kanker payudara. Wanita berusia 40 tahun dan lebih diharuskan menjalani mammogram setiap satu sampai dua sekali. Jika Anda atau keluarga Anda memiliki riwayat kanker payudara, dokter mungkin akan merekomendasikan untuk memulai mammogram lebih dini, lebih sering, dan menambahkan beberapa alternatif pemindaian lainnya.
Ketika melakukan prosedur ini, payudara Anda akan ditempelkan pada layar pemindai rontgen. Kemudian, sebuah kompressor akan menekan payudara Anda ke bawah untuk meratakan jaringan. Hal ini akan menunjukkan hasil gambar yang lebih jelas dari payudara Anda. Biasaknya dokter akan mengharuskan Anda untuk menahan napas setiap kali pengambilan gambar. Bagi Anda yang baru pertama kali melakukan prosedur ini, Anda mungkin akan sedikit merasakan nyeri atau tidak nyaman. Namun jangan khawatir, rasa nyeri dan tidak nyaman ini tidak akan bertahan lama. Selama prosedur, dokter akan memeriksa hasil gambar yang ditampilkan di layar pemindai dan meminta teknisi radiologis untuk mengambil beberapa gambar tambahan jika hasil yang sudah ada terlihat kurang jelas atau membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut. Jangan panik, hal ini lazim untuk dilakukan.
G. Metode pengobatan Kanker Payudara
Berikut ini beberapa pilihan pengobatan kanker payudara di antaranya :
1. Pembedahan
- Bedah konservatif, yaitu mengangkat sel kanker beserta kelenjar getah bening yang terlibat.
- Mastektomi total, yaitu mengangkat seluruh payudara yang terkena kanker.
- Modified radical mastectomy (mastektomi radikal yang dimodifikasi), yaitu mengangkat seluruh payudara yang terkena kanker, kelenjar getah bening di bawah ketiak, sepanjang otot pada dada, dan terkadang sebagian otot dinding dada.
2. Terapi radiasi
Terapi radiasi menggunakan sinar-X bertenaga tinggi yang ditargetkan untuk membunuh sel-sel kanker dapat mengurangi risiko kekambuhan. Radiasi umumnya digunakan untuk menghancurkan sel-sel yang lolos operasi. Terapi ini diberikan secara teratur bagi wanita yang berisiko tinggi setelah menjalani mastektomi.
3. Kemoterapi
Kemoterapi adalah terapi kanker menggunakan obat-obatan untuk menghambat pertumbuhan sel kanker. Terapi ini dapat dilakukan sebelum pembedahan untuk mengecilkan tumor sebelum diangkat. Selain itu, terapi ini juga dapat dilakukan setelah pembedahan untuk mencegah pertumbuhan tumor kembali.
4. Terapi hormon
Terapi hormon adalah jenis terapi kanker dengan menghambat kerja hormon dan mencegah perkembangan sel kanker. Terapi ini efektif hanya pada kanker pada payudara yang sensitif terhadap hormon. Dokter Anda akan melakukan pemeriksaan untuk menentukan tipe kanker di payudara Anda.
5. Terapi target
Terapi target adalah terapi yang menggunakan obat-obatan atau bahan kimia lain untuk mengidentifikasi dan menyerang sel kanker secara spesifik tanpa membunuh sel-sel normal. Terapi ini antara lain :
- Antibodi monoklonal
- Penghambat tirosin kinase
- Cyclin-dependent kinase inhibitors (penghambat cyclin-dependent kinase)
Semakin dini stadium kanker payudara Anda maka semakin tinggi tingkat keberhasilan pengobatannya. Bahkan menurut data dari National Cancer, seseorang yang mengalami kanker payudara stadium satu memiliki peluang untuk bertahan hidup 5 tahun ke depan mencapai 100 persen.
H. Cara mencegah Kanker Payudara
Cara ampuh untuk mencegah penyakit ini adalah dengan menghindari segala faktor risiko penyebabnya. Selain itu, mewaspadai gejala kanker payudara dengan deteksi dini juga langkah penting untuk mencegah penyakit ini. Berikut ini beberapa cara deteksi dini untuk mewaspadai gejala kanker payudara yang dapat Anda lakukan :
1. Periksa payudara sendiri
Langkah paling mudah untuk mengetahui gejala kanker payudara adalah dengan pemeriksaan payudara sendiri atau SADARI. Tujuannya untuk memeriksa benjolan pada payudara. Anda dapat melakukan pemeriksaan ini di rumah secara rutin. Pemeriksaan yang dilakukan secara rutin akan membantu Anda untuk mengenali tekstur jaringan payudara normal. Oleh sebab itu, jika suatu saat Anda merasakan ada sesuatu yang tidak biasa pada payudara, Anda dapat segera memeriksakan diri ke dokter. Dengan cara ini, Anda akan dapat dengan mudah mendeteksi gejala kanker payudara. Waktu terbaik untuk memeriksa payudara adalah beberapa hari setelah siklus menstruasi selesai. Karena perubahan hormon dapat mempengaruhi bentuk dan perasaan Anda terhadap payudara, pemeriksaan paling baik adalah ketika payudara Anda berada pada status yang normal.
2. Mammografi
Selain melakukan SADARI, Anda dapat melakukan pemeriksaan mammografi secara rutin untuk mendeteksi ada tidaknya sel kanker di bagian payudara. Pemeriksaan ini penting dilakukan untuk mengetahui gejala kanker payudara awal. Mammografi sendiri adalah teknik pemindaian gambar menggunakan sinar rontgen dosis rendah untuk mendeteksi dan mendiagnosis kanker di payudara. Prosedur ini umumnya diwajibkan bagi wanita yang usianya lebih dari 40 tahun. Namun, jika Anda atau keluarga Anda memiliki riwayat kanker di payudara, dokter mungkin akan merekomendasikan untuk melakukan pemeriksaan ini lebih dini dan lebih sering. Ketika melakukan memmografi, payudara Anda akan ditempelkan pada layar pemindai rontgen. Kemudian, sebuah kompressor akan menekan payudara Anda ke bawah untuk meratakan jaringan agar menunjukkan gambar yang lebih jelas dari payudara Anda. Bagi Anda yang baru pertama kali melakukan prosedur ini, Anda mungkin akan sedikit merasakan nyeri atau tidak nyaman. Namun jangan khawatir, rasa nyeri dan tidak nyaman ini tidak akan bertahan lama. Selama prosedur, dokter akan memeriksa hasil gambar yang ditampilkan di layar pemindai dan meminta teknisi radiologis untuk mengambil beberapa gambar tambahan jika hasil yang sudah ada terlihat kurang jelas atau membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut. Jangan panik, hal ini lazim untuk dilakukan.
3. Perubahan gaya hidup
Beberapa perubahan gaya hidup yang dapat membantu mencegah kanker di payudara, yaitu :
- Batasi konsumsi alkohol.
Konsumsi alkohol tidak lebih dari satu gelas per hati. Lebih baik lagi, berhentilah mengonsumsi alkohol secara total.
- Olahraga teratur.
Olahraga intensitas sedang secara rutin setidaknya 30 menit setiap hari. Hal ini dapat dimulai dengan hanya sekadar jalan santai, bersepeda, jogging, dan lain sebagainya. Bila perlu, tanyakan pada dokter terkait olahraga yang sesuai dengan kondisi Anda.
- Batasi terapi hormon pasca menopause.
Kombinasi terapi hormon dapat meningkatkan risiko terkena kanker di payudara. Itu sebabnya, bicarakan kembali dengan dokter Anda terkait manfaat serta risiko terpai hormon.
- Berat badan sehat.
Berusahalah untuk mendapatkan berat badan sehat dan ideal. Jika Anda perlu menurunkan banyak berat badan, tanyakan dokter tentang stretegi yang sehat untuk mencapai hal tersebut. Pada dasarnya kunci menurunkan berat badan hanya kurangi asupan kalori dan perbanyak olahraga.
- Diet sehat.
Asupan makanan nyatanya juga berperan penting untuk mencegah kanker ini. Oleh sebab itu, perhatikanlah asupan makanan Anda sehari-hari. Konsumsilah makanan dengan gizi seimbang dari buah dan sayur serta hindari makanan yang mengandung lemak tinggi.
0 comments:
Post a Comment